“KEBERANIAN UNTUK KEMATIAN”

Diposting oleh Hadhy


Tranformasi IAIN ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sesuatu yang berubah pasti mempunyai pengaruh dalam lingkungannya. Dalam tranformasi IAIN Sunan Kalijaga berubah menjadi UIN Sunan Kalijaga, mempunyai dampak yang sangat negatif terutama bagi para mahasiswanya. Sistem lama yang memasyarakat diubah menjadi individualistik, sehingga mahasiswa, dosen, para pegawai dan lain sebagainya menjadi seperti robot yang bertulang dan berkulit daging.

Bangunan fisik UIN telah menunjukkan, bahwa dibalik kemegahan gedung bertingkat dan berlantaikan empat tampak batasan bagi mahasiswa dalam wilayah gerak dan kreatifitasnya. Banyaknya pintu gerbang mengingatkan kita seperti dalam benteng kerajaan yang megah, akhirnya semua pintu itu juga tidak difungsikan sebagaimana mestinya, hanya tiga pintu yang berfungsi.

Gedung Student Center dibangun khusus untuk kegiatan mahsiswa, biasa dengan sebutan SC. Sengaja dibangun di ujung kampus di tempatkan dengan orang-orang kampung, yang saat ini masyarakat sekitar dengan kampus mempunyai konflik sangat besar setelah terjadinya penggusuran rumah warga yang bertempat tinggal di samping kampus UIN. Kejadian ini sangat berpengaruh di dalam proses mahasiswa. Mahasiswa semakin tidak berkutik dilingkungan orang-orang kampung yang berada di sekitar kampus. Dengan kenyataan pahit seperti ini, kegiatan mahasiswa yang berada di luar jam kuliah menjadi terhambat bahkan sudah ada yang mati suri (Komunitas ada tetapi tidak ada proses didalamnya).

Kalau kita melihat sekilas tentang masa lalu ketika IAIN, mahasiswa di beri kebebasan penuh dalam berekpresi tanpa mengenal ruang dan waktu. Sehingga mahasiswa menjadi kreatif dan “dapat diandalkan”.

Menjadi UIN semua yang berkaitan dengan IAIN telah dihapus dan tidak meninggalkan sisa-sisa. Sejarah telah di putus demi cerobohnya masa depan karena harus menghilangkan keteladanan IAIN sebagai kampus rakyat, yang memunculkan kantong-kantong seni di wilyah utara kota jogja.

Saat ini mahasiswa dipaksa dengan batasan waktu, sehingga kegiatan mahasiswa khusunya kesenian menjadi menurun. Berproses kreatif yang membutuhkan kebasan dalam ruang dan waktu, fasilitas-fasilitas layak dan nyaman, dipaksa dengan peraturan baru yang tidak manusiawi. Mencari penyesuaian dalam ruang dan waktu yang baru diterapkan, dan ini tentunya tidak mudah dan membutuhkan waktu lama agar menyatu dengan keadaan lingkungan sekitar.

Dengan batasan-batasan tersaebut aktifitas mahasiswa menjadi terkunci dan kehilangan arah, karena jalan yang ia lalui telah dihapus dan dirusak sehingga tidak meninggalkan bekas apapun.

Dalam kenyataannya mahasiswa yang seharusnya pandai, mengerti dan tahu akan diri sendiri juga lingkungan masyarakat sekitar menjadi mahasiswa yang instant dan anak mama bukan anak simbok atau ibu yang mempunyai semngat yang tinggi dan mengaplikasikannya.

Kabar

Diposting oleh Hadhy

Hari ini aku telah menyapa seorang
Walau wajahnya tak nampak aku telah manyapanya
Rasa senang, sedih, dan sakit juga kurasakan
Dari jauh kau selalu mambawa kabar tentang kehidupan
Seperti matahari yang terbit dan tenggelam
Saat itulah kau berbicara tentang manusia
Manusia sebagai mahkluk paling sempurna
Sempurna kebaikannya
Sempurna keburukannya
Sempurna kecerobohannya
Sempurna kejahatannya
Sempurna kejelekannya
Kau selalu kabarkan itu seperti siang dan malam yang selalu berganti
Seperti pohon dengan hembusan angin
Seperti pohon jika dahannya patah selalu hidup dan tumbuh sampai ujung daunnya melihat terangnya sinar mentari.
Kau kabarkan itu.